rama sinta

rama sinta
rama sinta

Sabtu, 13 Februari 2010

Cerita Wayang Akhir Seri Lokapala

Sinta Luweng
               
Setelah Dewi Sinta diboyong ke Ayodya, dan Rama telah di angkat menjadi raja Ayodya, ternyata rakyat

Ayodya,  masih menyisakan persoalan yang tidak pernah selesai. Kebahagiaan Prabu Rama dan Dewi Sinta

ternyata terusik pula. Rakyat Ayodya ternyata masih saja menanyakan kesucian Dewi Sinta setelah tigabelas

tahun didalam sekapan Prabu Dasamuka di istana Alengka.

Kini Dewi Sinta sedang berbadan dua. Namun Rama juga belum yakin kalau itu anaknya. Karena tidak tahan

menanggung malu, karena kehamilan Sinta merupakan aib,maka akhirnya Dewi Sinta di buang ke hutan.

Sementara itu Dewi Sinta menanggung derita panjang, kehamilannya semakin besar. Dengan tertatih tatih,

Dewi Sinta mencoba mencari bantuan kepada penduduk, namun penduduk yang ditemui juga tidak mau

menolongnya. Sehingga sampai pada suatu waktu ketika ia akan melahirkan, Dewi Sinta terjatuh tidak

sadarkan diri., Beberapa penduduk berusaha menolongnya. Kemudian beberapa orang membawanya ke

rumah resi Walmiki. Oleh Resi Walmiki Dewi Sinta dirawat  di  pertapaan Wismaloka, di tempat  Resi

Walmiki tinggal. Resi Walmiki kemudian menulis riwayat Prabu Rama dan Dewi Sinta dari awal sampai

dengan akhir.Sehingga cerita Ramayana hingga kini masih bisa dinikmati dan dicintai para penggemarnya di

berbagai negara.

Pada saat Dewi Sinta melahirkan, Prabu Rama tidak menunggui kelahirannya. Dewi Sinta melahirkan dua

orang putera  kembar yang diberi nama Lawa dan Kusya.Dewi Sinta membesarkan anak anaknya

seorangdiri. Hingga menginjak dewasa. Lawa dan Kusya sering menanyakan keberadaan ayahnya, namun

Dewi Sinta tidak pernah memberi tahu siapa ayah mereka. Sampai pada suatu saat mereka  berurusan dengan

kerajaan Ayodya, ketika Lawa dan Kusya bertemu dengan Prabu Rama yang sedang berkuda, tiba-tiba

kudanya menjadi binal tidak dapat dikendalikan lagi. Lawa dan Kusya melihat ada kejadian itu, mereka

segera  menangkap kuda itu, lalu  menenangkan kuda itu, Kemudian kuda itu bisa kembali jinak, dan dapat

dikendarai kembali oleh Prabu Rama. Tetapi Lawa dan Kusya tidak  mengetahui kalau yang mereka tolong

adalah ayahnya.

Prabu Rama merasa menyayangi  pada kedua anak itu. Rama mengikuti kepergian mereka dari belakang.

Akhirnya Prabu Rama sampai ketempat Dewi Sinta, yang sudah lama dilupakannya. Dewi Sinta akhirnya

memperkenalkan kepada kedua anaknya, bahwa yang datang adalah ayah mereka.

Setelah diperkenalkan kepada kedua anaknya,bahwa yang datang itu ayahnya, Dewi Sinta ingin ayahnya akan 

menerima sepenuh hati dan tidak ada keragu raguan lagi pada kedua anaknya.

Maka Dewi Sinta pun bersumpah, bahwa dirinya adalah seorang ibu yang suci dan tidak pernah ternoda 

apapun, dan apabila  masih suci, maka tanah dibawah telapak kakinya akan terbuka, dan Dewi Sintapun akan

masuk kedalamnya.

Prabu Rama terkejut ketika melihat tanah tempat kaki Dewi Sinta berdiri, tiba-tiba terbuka dan Dewi Sinta

masuk dalam tanah. Prabu Rama mengejar mau menolong Dewi Sinta, namun tanah telah menutup kembali.

Prabu Rama  menyesali diri dan menangisi kepergian Dewi Sinta untuk selama- lamanya.

Akhirnya Lawa dan Kusya di boyong ke Istana Ayodya. Setelah dewasa, Lawa diangkat menjadi raja di

Ayodya menggantikan Rama bergelar Prabu Ramabadlawa, sedangkan Kusya diangkat menjadi raja di

Manthili, menggantikan Prabu Janaka, kakeknya, dengan gelar Prabu Rama Kusya.

Prabu Rama dan Laksmana bertapa di Kutharunggu.

Cerita ini biasanya diteruskan dengn cerita Rama Nitis, sebagai penghubung Cerita Ramayana dan

Mahabarata.



Selesai.